Maya duduk di atas ranjang. Hal ini terjadi lagi. Suara
dengkuran Krisna menandakan bahwa dia tertidur dengan sangat lelapnya dan
membiarkan Maya merenungi sendiri apa yang tengah terjadi dalam kehidupan rumah
tangganya. Setelah berjalan lima tahun, perkawinan mereka terasa mulai hambar.
Selama empat tahun sebelumnya, kehidupan seksual mereka bias dikatakan sangat
sempurna. Hubungan seks berlangsung hampir setiap malam dalam seminggu hingga
beberapa bulan belakangan. Sekarang hanya sekali dalam seminggu dan itupun
berlangsung dengan amat cepat dan singkat dan selalu membuatnya tergantung.
Maya berfikir apakah ini semua karena dirinya yang menjadi penyebabnya tapi dia
sadar dalam usianya yang ke28 tahun sekarang ini bentuk tubuhnya masih tetap
sama tak ubahnya ketika berumur dua puluh. Hampir semua pria yang dikenalnya
mengatakan kalau dia adalah sosok dambaan setiap lelaki normal. Dia bangkit
dari ranjang tanpa membangunkan suaminya. Bahkan suaminya tak akan bangun
jikalau dia bermaksud membangunkannya sekarang, kondisi suaminya selalu
kelelahan akhir-akhir ini. Dia berjalan melintasi kamar tidurnya masih dalam
keadaan telanjang seusai persetubuhan yang berakhir dengan kekecewaan dengan
suaminya. Cahaya bulan purnama menyinari kamar tidurnya hingga menjadikan
seakan disiang hari. Dia berhenti di depan cermin memandangi tubuhnya untuk
memastikan apakah bentuk tubuhnya masih tetap seperti dalam angannya. Apa yang
dilihatnya adalah sesosok wanita berusia 28 tahun yang telah menikah selama 5
tahun dengan kekasihnya ketika kuliah dulu. Rambut hitamnya yang panjang dan
lebat sama hitam dan lebatnya dengan rambut yang menutupi sekitar
selangkangannya dan diteruskan dengan sepasang paha yang jenjang menopang
semampai tubuh 167nya. Buah dadanya masih tetap kencang dan mendongak angkuh,
dan bongkahan pantatnya tetap bundar dan padat. Tidak, tak mungkin dirinya yang
menjadikan Krisna berpaling darinya setiap malamnya. Krisna mengajarkan
semuanya pada Maya hingga menjadi sosok wanita seperti yang sekarang, dan
Krisna masih tetap satu-satunya guru, kekasih, suami dan partner seks yang
dimilikinya. Krisna adalah sosok dambaan semua teman wanitanya. Kejantanannya
sendiri cukup besar untuk memuaskan dahaga seksual Maya.
Adik Krisna baru saja tinggal dengan mereka beberapa bulan
yang lalu. Ayah dan Ibu Krisna memutuskan untuk mengontrakkan rumah mereka yang
berada di pusat kota dan pindah di kampung halaman untuk menghabiskan masa tua
mereka. Adi, adiknya Krisna masih ingin tetap tinggal di kota ini untuk
meneruskan sekolahnya.
Sukri, sang pengurus rumah, juga tinggal di rumah ini. Dia
menempati sebuah rumah kecil yang terletak dekat dengan gudang, jauh di
pekarangan belakang rumah mereka. Tubuhnya tinggi kekar dengan kulit sawo
matang. Dia merasa senang bekerja mengabdi pada Krisna dan Maya. Terutama saat
berada di dekat Maya ketika wanita ini berkuda dengan memakai celana jeans
ketatnya. Dalam benaknya dia melihat Maya yang tanpa busana setiap kali berada
di dekatnya. Strata sosial yang membedakan derajat mereka, ataupun Maya yang
juga majikannya tak menghentikan fantasinya untuk menikmati keindahan tubuh
wanita cantik ini di atas ranjang.
Maya memandang kea rah tempat tidur dan Krisna masih
terlihat lelap tidurnya. Dikenakannya kembali baju tidur sutra tipisnya yang
beberapa saat lalu dipakainya untuk membangkitkan gairah suaminya agar bercinta
dengannya. Itu merupakan sebuah baju tidur seksi yang sangat tipis dan tak
mampu menyembunyikan bagian dalam tubuh telanjangnya. Dia berjalan menuruni
anak tangga dab keluar menuju beranda belakang yang mengarah ke kolam renang.
Suasana malam musim panas ini terasa tenang dan damai di
pinggir kolam renang. Maya sering berada di sekitar kolam renang ini saat malam
hari untuk sekedar duduk-duduk santai melepaskan lelah dan terkadang juga berenang,
dengan tanpa selembar pakaianpun. Krisna pernah mengingatkannya kalau mungkin
saja Sukri melihatnya, tapi Maya tak peduli. Dia merasa bangga dengan bentuk
tubuhnya dan tak merasa ada yang membuatnya malu dengan keadaannya. Dia tak
selalu beranang dalam keadaan telanjang tapi bikini yang dipakainya juga tak
mampu berbuat banyak untuk menutupi keindahan tubuhnya. Dan Maya juga tahu
kalau Adi, adik iparnya itu juga suka memandangi tubuhnya saat dia mengenakan
bikini. Tapi Adi belum pernah melihatnya beranang telanjang karena dia
menghentikan kebiasaannya tersebut begitu adik iparnya menetap bersama mereka.
Pernah suatu malam Adi menemaninya berenang di malam hari setelah Krisna pergi
tidur dan keduanya berenang bersama..
Pakaian tidur tipis itu membungkus tubuhnya semakin erat
saat Maya merentangkan kedua tangannya dan menghitung bintang bintang yang
bertaburan menghiasi langit hitam di atasnya. Dia baru beberapa menit berada di
luar sini ketika di dengarnya suara mobil Adi memasuki carport. Dia tahu kalau
seharusnya dia bergegas berdiri dan masuk ke dalam rumah sebelum adik iparnya
masuk. Dia tidak telanjang tapi apa yang menutupi tubuhnya tak bisa menutupi
tubuhnya meskipun di bawah cahaya sinar rembulan. Dia merasa bimbang untuk
berbuat apa hingga akhirnya waktu jadi terlambat saat mobil Adi mulai memasuki
tempat parker yang terletak di samping kolam renang tersebut.
Adi keluar dari dalam mobil dan kemudian membanting pintunya
dengan sangat keras. “Wah wah, kamu pasti sedang sangat marah ya sampai-sampai
pintunya kamu banting begitu.”
Adi terlonjak saking terkejutnya tak menyadari ada seseorang
dibelakangnya di jam selarut ini. “Ya, mbak boleh bilang malam yang benar-benar
sial.” Maya tahu kalau adik iparnya baru pulang dari kencan dengan kembang
sekolahnya. Seorang gadis yang menjadi rebutan dan kabar burung menceritakan
kalau gadis tersebut bisa diajak tidur asal bisa menaklukkan hatinya, dan malam
ini Adi mencoba peruntungannya. Mereka berdua pernah membicarakan tentang hal
ini sebelumnya dan saat Adi akan keluar malam tadi, Maya juga mendoakan agar
dia berhasil.
Maya bangkit dari
bangku yang didudukinya dan memberi isyarat pada Adi untuk mendekat.
“Kelihatannya kamu dan aku sedang sial malam ini. Duduklah sini dan ceritakan
bagaimana kencanmu.”
Adi baru saja akan
duduk saat dia menyadari betapa tipisnya baju tidur yang dikenakan kakak
iparnya ini. Dia pernah melihatnya memakai bikini tapi payudara kakak iparnya
jauh tampak lebih jelas dengan baju tidur tipis yang dikenakannya ini
dibandingkan saat memakai bikini. “Hey, mbak terlihat sangat cantik. Bagaimana
mungkin mbak punya masalah kalau pakai pakaian seperti ini?”
Maya melipat kedua lengannya di depan dadanya. “Kamu jangan
memandangiku seperti itu.”
“Rasanya sulit setelah kencan sial malam ini.”
“Ceritakan padaku.”
“Mbak yang cerita lebih dulu apa yang sudah terjadi baru aku
ceritakan apa yang terjadi dengan kencanku.”
“Tak banyak yang bisa kuceritakan. Sudah kusiapkan dinner
yang romantis dengan wine dan lilin. Sudah susah-susah pergi ke salon biar
kelihatan cantik. Pakai pakaian seksi seperti ini dan apa yang kudapatkan?
Abangmu malah pergi tidur meninggalkan aku, end of story.”
“Kalau mbak berdandan seksi seperti ini untuk aku pasti aku
tak akan pergi tidur dan membiarkan mbak sendirian.”
“Ah, kamu hanya coba menghibur aku.”
Adi duduk disamping kakak iparnya. Dia duduk merapat sangat
dekat hingga bisa dirasakan kehangatan tubuh kakak iparnya.
Maya menyandarkan kepalanya di bahu Adi. “Sepertinya kita
berdua jadi pecundang malam ini.”
Lengan Adi bergerak melingkari bahu kakak iparnya dan
merengkuhnya lebih merapat padanya. “Aku tak tahu soal itu, tapi ini terasa
sangat indah bagiku.” Tangannya bergerak ke bawah dan singgah pada buah dada
Maya.
Maya tak menyingkirkan tangan Adi dari dadanya, dia hanya
menatap jari-jari Adi yang mulai bergerak di dadanya dan kemudian memandangi
wajah adik iparnya. “Apa kamu benar-banar baru berumur 18 tahun?”
“Aku cukup dewasa untuk merubah malam yang sebelumnya sial
menjadi lebih baik.” Tangan Adi yang satunya mulai bergerak melepaskan tali
yang mengikat baju tidur kakak iparnya. Segera saja dia menyibak gaun tidur itu
hingga tubuh indah isteri abangnya ini terpampang jelas tanpa penghalang lagi.
Kedua telapak tangannya bergerak ke buah dada Maya dan meremasnya dengan lembut
hingga membuat putingnya mencuat menusuk lembut telapak tangannya. Kedua
tangannya terus memainkan kedua daging kenyal tersebut sambil matanya
menelusuri perut Maya yang rata hingga menuju ke bawah selangkangan yang
dihiasi rambut lebat.
Adi sudah hamper 3 bulan tinggal bersama mereka dan dalam
benak Maya sama sekali tak pernah terlintas pikiran yang berbau seksual
terhadap adik iparnya, hingga sampai malam ini, dan sekarang dia berada hanya
berdua dengannya di pinggir kolam renang ini malam ini dalam keadaan telanjang
seutuhnya dan suaminya sedang tertidur lelap di kamar tidur lantai atas Dan
vaginanya sudah terasa sangat basah oleh gairah.
Adi bisa mendengar lenguhan lirih Maya saat dia menciumnya.
Maya mulai menggerakkan pinggulnya dan lengannya bergerak meraih tubuh Adi agar
kedua bibir mereka melumat semakin merapat. Adi menyadari kalau kakak iparnya
tak akan menolaknya malam ini dan mungkin saat ini adalah kesempatan terbaiknya
untuk mewujudkan impiannya selama ini. Malam ini Maya merasa telah dicampakkan
oleh suaminya dikala gairahnya tengah menyala-nyala dan Adi akan segera
menyantap hidangan yang masih hangat yang tersuguh di hadapannya .
Sebelah tangan Adi
bergerak turun ke bawah dan menelusuri kulit perut Maya yang lembut untuk
menyentuh tepian vagina berbulu lebatnya. Kedua pahanya yang masih merapat erat
menahan gerakan jemari Adi. Jemari Adi terus menggerayangi perut bagian
bawahnya disertai lidahnya yang menari dalam mulut Maya. Akhirnya kedua paha
Maya melemas dan mulai bergerak membuka. Jemari Adi langsung turun kea rah
kelentitnya. Begitu kelentitnya tersentuh jemari Adi, kedua paha Maya membuka
semakin lebar. Akhirnya Maya memberikan ruang seutuhnya pada Adi untuk berbuat
sekehendak hati terhadap daerah paling rahasia dari tubuhnya. Langsung saja
jemari Adi melesak masuk ke dalam.
Gaun tidurnya terbuka lebar dan Maya rebah dengan kedua
belah paha terpentang lebar saat jemari adik iparnya bergerak keluar masuk
dalam vaginanya. Maya berada diperbatasan dari puncak kenikmatannya saat tiba-tiba
Adi menghentikan aksinya.
Kedua mata Maya yang semula terpejam rapat langsung terbuka
menatap begitu Adi berhenti. Adi sedang membuka pakaian terakhir yang menutupi
tubuhnya. Batang penisnya mengacung dengan tegak dan keras, terayun-ayun saat
dia berjalan mendekat ke arahnya. Batang penisnya cukup besar dan panjang.
Untuk pertama kalinya Maya menyadari perbedaan di antara keduanya.
“Aku akan membahagiakan mbak malam ini. Pikirkan saja betapa
jauh lebih baiknya perasaan kita berdua setelah semua kesialan yang kita dapat
sebelumnya.”
“Jangan lakukan, please. Aku isteri abangmu dan kalau ini
terjadi mungkin kita berdua tak akan bisa menghentikannya.”
“Aku tak mungkin stop sekarang. Sudah sangat lama
menginginkan mbak dan aku tahu kalau abang sudah tak melakukan PRnya dengan
benar.” Maya merapatkan kedua pahanya untuk mencegahnya. “Ayolah mbak Maya buka
untukku, aku tahu mbak pasti menginginkan juga seperti aku.”
Adi menunduk dan mencium sebuah putting payudara Maya lagi.
Lalu dia berpindah ke mulutnya. Maya membuka mulut untuknya tanpa dipaksa. Adi
menghentikan ciumannya untuk berbisik pada Maya, matanya menatap lembut,
“Bukalah untukku May,A?a,?A| Aku ingin merasakan vaginamu meremas erat penisku
saat kumasuki.” Lalu dia kembali melumat bibirnya.
Untuk pertama kalinya Adi memanggilnya tanpa panggilan mbak,
sesuatu yang tak biasa tapi itu jadi pemicu bagi Maya hingga kalah dalam
pertempuran ini. Maya memang menginginkan batang penis Adi memasuki tubuhnya.
Sudah terlalu lama Maya tidak disetubuhi sesai dambaannya. Saat ini ada
seseorang yang ingin memuaskan dia seperti apa yang pernah dilakukan suaminya
dulu. Maya membuka pahanya. Sebelah pahanya masih berada di atas bangu dan
sebelahnya lagi ditariknya ke atas tubuhnya. Adi bergerak ke depan dan batang penisnya
dengan sendirinya menemukan jalan masuk. Dengan perlahan didorongnya maju dan
kepala penisnya menyeruak membelah bibir vagina Maya.
Tak menunggu lebih lama Adi mulai menyentakkan penis
kerasnya seutuhnya hingga ke dasar vagina kakak iparnya. Adi menghentakkannya
dengan sangat keras tapi itulah yang didambakan Maya. Setiap kali Adi menarik
keluar batang penisnya, kedua kaki menahannya seakan ingin segara melesakkannya
ke dalam vaginanya kembali. Sama sekali tak terlintas dibenaknya kalu kini dia
telah mengkhianati suaminya. Maya hanya meredakan dahaga batinnya dari apa yang
beberapa bulan belakangan ini tak pernah diberikan oleh suaminya.
Tak membutuhkan waktu yang lama bagi keduanya untuk meraih
akhir. Adi memberikan persetubuhan yang cepat, keras dan sedikit kasar pada
Maya seperti apa yang belakangan ini tak didapatkannya dari suaminya. Klimaks
itu berada di puncak bukit di depan mata dan mereka berdua saling bergegas
mendakinya bersama. Dengan berbarengan keduanya mencapainya dan hanya mulut Adi
yang segera melumat bibir isteri abangnyalah yang mencegah suara jeritan
kenikmatan Maya agar tak membangunkan Krisna atau bahkan Sukri.
Krisna sudah terjaga dan mendapati kalau dia sendirian. Di
pikir isterinya sedang ke kamar mandi dan segera kembali nanti. Dia kembali
tidur tapi beberapa menit kemudian terbangun lagi. Maya masih belum kembali.
Dia tahu kalau kadang-kadang isterinya suka berenang malam-malam. Dia berjalan
menuju ke jendela dan hal yang pertama kali disaksikannya adalah isterinya,
Maya yang sedang berciuman dengan Adi, adiknya di atas bangku di pinggir kolam
renang. Cahaya bulan purnama membuatnya dapat memastikan hal itu meskipun dalam
keremangan malam. Reaksi pertamanya adalah ingin langsung turun ke sana dan
menendang pantat adiknya. Tapi kemudian sesuatu itu menghantamnya, dia sadar
kalau hal itu penyebabnya adalah karena salahnya sendiri. Dia sadar kalau telah
menampik setiap ajakan isterinya untuk bercinta beberapa bulan belakangan ini.
Krisna bukanlah satu-satunya orang yang menyaksikan dengan
menahan nafsu perselingkuhan antara Maya dan Adi. Sukri sudah melihat saat Maya
keluar dari pintu belakang dan duduk di atas bangku itu. Dengan bersembunyi di
kegelapan malam dia sudah menanti kedatangan Maya, sebelumnya dia sudah pernah
menyaksikan nyonya majikannya itu berenang dengan telanjang, dan malam ini dia
berharap hal itu terulang kembali. Dia menyaksikan saat Adi datang dan kemudian
mulai menyetubuhi nyonya majikannya yang cantik itu. Sejak pertama kali
bertemu, Sukri sudah menginginkan Maya. Dia adalah wanita tercantik yang pernah
dia temui. Meskipun dia sadar betapapun dia mengharapkan, hal itu tak akan
terwujud. Dan dengan kejadian yang dia saksikan malam itu memberinya sebuah
harapan untuk mewujudkan impiannya.
Dengan hati riang Maya mengayunkan pinggul menapaki tangga
menuju kamar tidurnya. Untuk pertama kali sejak beberapa bulan birahi dan
vaginanya terpuaskan. Saat dia membuka pintu kamar dia mendapati Krisna di atas
ranjang. Selimutnya sudah terlempar di atas lantai dan dia rebah dengan batang
penis yang ereksi.
“Waktu aku bangun kamu tidak ada. Aku pikir kamu segera
kembali dan aku ingin menuntaskan apa yang kita awali sebelumnya. Sorry,
belakangan ini aku sering kecapekan dan mengabaikan kamu. Kemarilah dan ijinkan
aku menebusnya.”
“Aku mau ke kamar mandi dulu.”
“Jangan, tak usah. Aku mungkin tak bisa menahan lebih lama
lagi kalau kamu ke kamar mandi dulu.”
Maya sadar jika dia menuruti kemauan suaminya untuk bercinta
sekarang, Krisna akan merasakan sperma adiknya di dalam vaginanya. Krisna tak
memberinya kesempatan untuk berpikir, dia berdiri merengkuh tubuh Maya kedalam
pelukannya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam sebelum merebahkannya ke
atas ranjang. Segera dilepaskannya tali gaun tidur itu dan menyibaknya lebar
hingga tubuh isterinya terpampang jelas di hadapannya. Dia bergerak di antara
paha Maya dan sedetik berikutnya penisnya merangsak masuk ke dalam vagina Maya
yang baru saja disetubuhi Adi.
Dia tahu penyebab kenapa Maya sangat basah dan bukannya hal
itu membuatnya marah tapi sebaliknya. Batang penisnya terasa sangat keras dan
dia ingin mengantarkan Maya ke puncak terlebih dahulu sebelum dia menyemburkan
spermanya sendiri.
Maya sangat bahagia dengan cara suaminya menyetubuhinya
sekarang ini. Dia suka dengan foreplay yang panjang dan seksi saat bercinta
tapi begitu penis suaminya memasuki vaginanya dia ingin Krisna tak
menyia-nyiakan waktu lebih lama lagi dan segera menyetubuhinya bukannya sekedar
bercinta dengannya. Meskipun setelah baru saja melakukan hubungan seks yang panas
dengan Adi, Maya masih menginginkan yang lebih lagi dari Krisna. Maya sadar
kalau suaminya bisa merasakan sperma Adi di dalam vaginanya tapi selama Krisna
tak tahu apakah itu, maka hal tersebut tak menjadi masalah baginya. Bersama
mereka berdua menggapai puncak kenikmatan.
Krisna menyemburkan spermanya di dalam wanita yang sangat
dicintainya ini seiring gemuruh orgasme yang sedang dirasakan Maya dan membuat
dinding vaginanya memerah setiap tetes cairan cinta dari suaminya. Hubungan
seks ini terasa sangat memuaskan bagi Krisna dan dia berfikir apakah ini karana
dia baru saja menyaksikan adiknya sendiri menyetubuhi isterinya ini.
Maya bangun kesiangan esok paginya. Krisna sudah berangkat
kerja dan Adi sudah pergi ke sekolah. Samar-samar dia ingat saat Krisna
memberinya ciuman sebelum berangkat kerja tadi. Dia berguling dan dapat
merasakan sisa sperma yang keluar dari vaginanya. Setelah Krisna selesai malam
tadi, Maya sudah tak punya tenaga lagi untuk membersihkan diri. Mandi adalah
hal pertama yang paling ingin dia lakukan hari ini. Seusai mandi dan
membersihkan diri di wajahnya masih terlukis sebuah senyum oleh peristiwa
semalam. Dia sadar kalau semestinya dia merasa bersalah dan menyesal tentang
Adi tapi entah kenapa dia tak mampu untuk itu. Untuk pemuda berusia 18 tahun,
Adi sungguh memahami benar bagaimana caranya membahagiakan seorang wanita.
Menjelang siang dia sudah selesai sarapan dan sekaligus
membersihkan sisa piring kotor yang ditinggalkan oleh Krisna dan Adi di dapur
dan bersiap untuk pergi ke kolam renang. Dia heran kenapa Pak Sukri belum
kelihatan hari ini. Jika saja orang tua itu tidak kerja hari ini dia akan
menikmati sinar matahari seutuhnya. Merasa tak pasti akan hal tersebut,
akhirnya dia memutuskan untuk memakai bikini saja. Meskipun tetap saja bikini
yang dikenakannya masih tak mampu menutupi seluruhnya tapi setidaknya dia tidak
telanjang jika ternyata Pak Sukri datang agak siangan lagi. Maya sudah melihat
bagaimana cara lelaki yang sudah lama ditinggal mati isterinya itu melihat
dirinya,ada suatu yang membuatnya berdesir entah apa.
Dia berenang beberapa putaran seperti yang biasa
dilakukannya setiap pagi sebelum akhirnya naik dan rebahan di atas bangku
santai yang dipakainya bersama Adi semalam. Tak mampu dicegahnya untuk
memikirkan peristiwa dengan adik iparnya tersebut, dan bagaimana dia
merebahkannya di atas bangku ini dan memberikannya sebuah persetubuhan yang
sangat menggairahkan. Puting susunya menjad sangat keras ketika
membayangkannya. Dia tak tahu bagimana nanti menghadapi Adi setelah kejadian
semalam, tapi yang pasti dia tahu kalau mereka berdua harus berhati-hati kalau
ada Krisna. Dia juga merasa jika Adi akan menginginkannya lagi dan Maya merasa
kalau dia juga tak ingin menghentikan adik iparnya.
Baru saja dia hampir terlelap saat ada sebuah bayangan
menghamiprinya, membuatnya terbangun dan saat dia membuka matanya dilihatnya
Sukri sudah berdiri di sampingnya. Dengan cepat dia bangkit. “Oh, selamat pagi
Pak Sukri, aku baru saja mau tertidur. Ada keperluan apa Pak?” Maya tahu biasanya
orang ua ini jarang sekali masuk ke dalam area rumahnya kecuali untuk
mengerjakan pekerjaannya. Ada sesuatu pancaran di matanya yang belum pernah
dilihat Maya sebelumnya. Sebuah tatapan mata yang sering dilihatnya dari para
lelaki yang menginginkannya. DIa bersukur telah memakai bikini tapi saat ini
dia berharap memakai yang lebih lagi. Handuk yang tadi dibawanya telah
dijatuhkannya dipinggir kolam di sisi yang lain sebelum dia terjun ke kolam
tadi.
“Nyonya Maya, saya ingin bicara dengan anda.” Maya hendak
berdiri dan berkata, “Baiklah Pak Sukri, ada keperluan apa?”
Tangan Sukri menahan bahu Maya agar tak berdiri. Ini
mengejutkan Maya. Ini pertama kalinya orang tua ini menyentuhnya. Dia kembali
duduk dan menatap matanya. Dia tak ingin orang tua ini tahu kalau dia merasa
takut terhadapnya.
“Saya hanya ingin ketemu anda dan mebicarakan sebuah
perundingan dengan anda”
“Perundingan macam apa maksud anda?”
“Saya tak tahu lagi
harus bagaimana kecuali langsung menemui anda dan membicarakannya. Saya sudah
memperhatikan anda sejak pertama kali anda pindah kemari. Anda adalah wanita
tercantik yang pernah saya lihat. Saya sangat ingin bercinta dengan anda setiap
kali saya melihat anda. Saya sadar kalau itu hanya harapan yang sia-sia belaka
hingga semalam. Kemudian saya melihat anda dan mas Adi dan saya tahu kalau
akhirnya tiba waktunya harapan saya itu akan terkabul.”
Maya merasa seakan
tubuhnya diguyur oleh air dingin. Lelaki paruh baya ini telah melihatnya dengan
Adi semalam dan kini dia menginginkan hal yang sama juga. Yang terlintas di
pikirannya saat ini adalah segera lari dari sini dan menyingkir jauh-jauh.
“Saya tak mengerti
maksud anda. Apa yang saya lakukan dengan Krisna atau Adi atupun orang lain
adalah urusan saya.” Dia mencoba untuk berdiri lagi dan kembali Sukri
mendorongnya duduk, kali ini dengan lebih keras lagi.
“Saya tahu kalau itu
adalah urusan anda tapi bagaimana kalau Tuan Krisna tahu anda sudah tidur
dengan adiknya?”
Maya tak mungkin dia
membiarkan Krisna tahu tentang perbuatannya dengan Adi, Maya sadar kalu dia tak
bisa berbuat apa-apa. Jika kejadiannya dengan pria lain dan bukannya dengan
adik suaminya mungkin saja tak seburuk ini. Mungkin dia bisa menangis dan memohon
ampun pada Krisna dan suaminya itu mungkin saja mau memaafkannya, tapi tak
mmungkin kalau kejadiannya dengan. “Anda mau apa?”
“Saya menginginkan
anda, dan saya menginginkan anda seperti Adi mendapatkan anda tadi malam. Anda
menuruti dan saya akan melupakan apa yang telah saya lihat semalam.”
“Dan kalau saya tidak
melakukan apa yang anda mau apa yang bisa anda lakukan? Ini hanya akan jadi
sebuah cerita karangan anda saja.”
“Saya sudah mengira
kalau anda akan berkata seperti ini. Saya sudah menyiapkan beberapa foto yang
akan menjadi bukti cerita saya itu.” Sukri sadar kalau soal foto itu hanyalah
karangannya saja, tapi dia yakin kalau Nyonya majikannya ini tak tahu akan hal
itu.
Maya sadar kalu dia
telah kalah. Dengan adanya foto tersebut tak mungkin dia bias membantah tentang
perbuatannya dengan Adi kepada Krisna. Wajahnya tertunduk dan Sukri tahu kalau
wanita di hadapannya akan memberikan apa yang dia maus.
“Kapan?”
“Sekarang, sudah
terlalu lama aku menunggu. Berdiri dan segera masuk ke dalam rumah. Saat saya
menikmati tubuh anda saya ingin melakukannya di atas kasur yang lembut dan
empuk agar bisa benar benar merasakan nikmatnya.” Sukri memberi tanda agar dia
berdiri dan Maya mematuhinya. Dengan perlahan dia berjalan menuju ke dalam
rumah. Sempat terlintas dibenaknya untuk lari dan mengunci pintunya tapi dia
sadar kalau lelaki di belakangnya ini akan menceritakan semuanya kepada Krisna
dan pernikahannya akan.
Begitu memasuki rumah
Sukri langsung menutup pintu dan sekaligus menguncinya. Maya berhenti tapi
segera Sukri menggiringnya menuju kamar tidur. Maya bermaksud melewati kamar
tidurnya dan menuju ke kamar tamu. Sukri menghentikannya dan berkata, “Tidak,
saya ingin di ranjang anda. Saya ingin menyetubuhi anda di tempat suami anda
melakukannya setiap waktu.”
Maya sadar dia tak punya pilihan lagi. Dia mendekat.
Diraihnya bagian bawah baju Sukri dan mengangkatnya melewati kepalanya. Lelaki
paruh baya ini jauh lebih tinggi darinya hingga membuat dia hampir menyentuh
tubuhnya saat melepaskan baju itu. Maya melemparkan baju tersebut ke atas
kursi. Maya sudah pernah melihat tubuh Sukri yang kekar tanpa baju saat bekerja
di kandang kudanya, dan dalam jarak sedkat ini dia semakin melihat betapa Sukri
memiliki bentuk tubuh yang besar dan tegap. “Sekarang, buka bikini atas anda.”
Untuk sejenak Maya
bimbang dan kemudian tangannya bergerak ke belakang tubuhnya untuk melepaskan
bikini atasnya. Dia melepasnya melewati bahunya dan berusaha menutupi.
“Turunkan tangan anda, saya ingin melihatnya dengan jelas.” Maya melemparnya ke
kursi menyusul baju Sukri dan sekarang dia berdiri di depa Sukri dengan
payudara yang terpampang tak berpenutup. “Ke sini.” Tangan Sukri tejulur ke
depan dan menarik tubuh Maya mendekat. Maya berusaha untuk mundur tapi Sukri
mencengkeramnya dengan erat. Maya sadar kalau dia harus mematuhi semua kemauan
lelaki paruh baya ini.
Batang penis Sukri
mengeras dengan sempurna saat payudara Maya terpampang seutuhnya. Tak sabar dia
untuk merasakan daging membusung itu dengan tangan dan mulutnya. Sukri mundur
sedikit sekedar untuk mempertimbangkan apa yang pertama kali akan dilakukannya
pada isteri majikannya ini. Dia ingin langsung menerkamnya tapi dia lebih ingin
kalau wanita ini yang merengek memohon padanya. “Mendekatlah, biar puting anda
menyentuh dada saya.”
Maya merasa tegang
menyadari kontak yang sebentar lagi akan terjadi. Payudaranya sangatlah
sensitif fan dia sadar kalau lelaki ini ingin membuatnya jadi terangsang. Dia
meyakinkan dirinya kalau dia tak akan membiarkan lelaki ini merasa puas telah
dapat menjadikan dirinya menikmati pemaksaan ini. Dia mendekat seperti yang
dipinta Sukri. Putingnya hanya menggesek otot di dada Sukri, tapi tubuhnya
bereaksi berlawanan dengan kehendak pikirannya. Putingnya langsung mulai
mengeras karena sentuhan itu.
Sukri menatap ke
bawah pada payudara putihnya yang baru saja bersentuhan dengan dadanya yang
coklat kehitaman. Dia sangat ingin melumat dengan mulutnya tapi dia mencoba
untuk sabar menunggu. “Buka mata anda. Lihat saat susu anda menyentuh saya.
Putingnya langsung mengeras. Saya tahu kalau anda ingin segera disetubuhi?”
“Tidak, aku ingin
menghentikan ini.”
“Lepaskan celana
saya.” Maya diam saja.
“Sekarang, jangan
sampai membuat saya menunggu.” Maya sedikit mundur untuk meraih sabuknya tapi
Sukri menarik tubuhnya hingga merapat padanya. Maya sadar kalau lelaki paruh
baya ini ingin agar putingnya tetap menggesek kulitnya saat dia melepaskan
celananya.
Setelah dia buka
sabuk itu, kemudian diturunkannya celana dan celana dalamnya sekaligus itu
melewati pinggang Sukri. Maya mengalami sedikit kesulitan saat melakukannya
karena gundukan keras diselangkangan Sukri, tapi akhirnya dia berhasil
melepaskannya. Batang penis Sukri terbebas lepas dari dalam celana dalamnya
begitu penutupnya terbuka. Maya bisa merasakan daging keras tersebut menghantam
kulit perutnya saat dia menurunkan celana Sukri. Maya harus membungkukkan
tubuhnya untuk melepasnya, gerakannya itu membuat putting dan payudaranya
semakin mengeras. Ketika akhirnya Maya berhasil menurunkan celana Sukri hingga
mata kakinya, btang penis itu jadi menggesek payudaranya. Batang itu tepat di
depan matanya kini dan dia melihat dengan terperanjat akan batang penis
terbesar yang pernah dilihatnya seumur hidupnya. Warnanya sangat gelap coklat
keunguan. Bahkan ini lebih besar dan panjang dari penis Adi. Vaginanya langsung
saja menjadi lebih basah dan keteguhan hatinya untuk tak membiarkan dirinya
larut di dalam gairah saat ini menjadi pudar.
Sukri tetap menahan
tubuh Maya agar terus menghimpitnya. Dapat dirasakannya kalau putting nyonya
majikannya ini semakin bertambah keras saja. Sukri membungkuk untuk meraih
pinggul Maya dan melepaskan bikini bagian bawahnya. Sebelum dia berlutut untuk
melepaskan kain terakhir itu, tangan Sukri bergerak ke selangkangan Maya untuk meraba
vaginanya.
Hal tersebut
mengakibatkan sebuah sengatan listrik bagi Maya saat tangan Sukri menyentuh
kelentitnya dan sekaligus memeriksa sudah sebasah apakah dia kini. Sukri sangat
mengerti kalau tinggal selangkah lagi Maya akan memohon padanya untuk segera
menyetubuhinya. Sukri berlutut dan menarik lepas bikini bawah itu dan Maya
melangkah keluar dari pakaian terakhir yang dikenakannya tanpa disuruh lagi.
Vaginanya yang berambut lebat itu tersuguh tepat di depan wajah Sukri dan dia
tak menyia-nyiakan barang sedetikpun untuk menikmati madu birahi yang sudah
mulai meleleh turun di paha Maya. Lidahnya menyentuh setiap titik sensitive di
vagina itu yang dia tahu. Maya tak mampu mencegah tangannya agar tak mendorong
kepala Sukri agar semakin terbenam dalam selangkangannya. Maya ingin agar lidah
lelaki paruh baya di bawahnya ini terbenam sedalam-dalamnya saat jemarinya
mempermainkan kelentitnya. Tak ayal lagi paha Maya mulai bergetar.
Sukri berhenti lalu
berdiri. “Apa nyonya sudah siap untuk naik ke ranjang sekarang?”
Sukri tahu kalau Maya
sudah dalam kekuasaannya sepenuhnya sekarang. Dia membiarkan Mayalah yang
membimbing batang penisnya untuk masuk. Dapat dia rasakan kehangatan dari
vagina Maya di kepala penisnya dan dia sadar kalau dia akan segera mengalami
sebuah pengalaman yang sangat tak mungkin dilepaskannya. Kepala penisnya hanya
baru masuk setengahnya kemudian dia menghentakkan pinggulnya hingga kepala
penisnya merangsak masuk membaelah bibir vagina nyonya majikannya ini. Tak ada
yang mampu menghentikannya memasukkan batang penis coklat tuanya yang besar itu
ke dalam vagina wanita cantik yang kaya ini sekarang.
Dia menaikkan kedua
paha Maya ke atas bahunya agar membuka seutuhnya. Tanpa ragu dia mengayun tanpa
henti hingga ke dasar vagina Maya. Maya menjerit kesakitan saat penis Sukri
menyodoknya hingga ke mulut rahimnya. “Stop! Hentikan! Kamu akan membunuhku!
Keluarkan! Tidak, Jangan bergerak! Jangan bergerak sedikitpun!” Sukri
menghentikan gerakannya hingga Maya berhenti berteriak. Dia baru sadar kalau
tak seharusnya berbuat sangat kasar tapi dia tak mampu menahannya.
Sekarang Maya memang
sudah sangat mengharapkan batang penis besar dan panjang itu di dalam vaginanya
tapi bukan dengan cara seperti ini. “Jangan bergerak kamu *******!” Dia mencoba
mengambil nafas karena serangan brutal yang terjadi pada tubuh mudanya ini.
Belum pernah ada seseorang yang menyakitinya seperti Sukri sekarang ini dan
bahkan rasa sakitnya melebihi ketika keperawanannya direnggut Krisna dulu.
“Diam saja. Rasanya sangat sakit meskipun mau kamu cabut. Kena juga kamu mesti
melakukannya dengan sangat kasar sekali? Kamu tahu kalau aku sudah siap untukmu
tapi kenapa kamu mesti sangat kasar? Kamu telah menyakiti aku.”
“Saya minta maaf.”
“Maaf persetan, tidak
heran kamu mesti memaksa seorang wanita untuk melayanimu. Biarpun kamu punya
penis yang hebat tapi kamu sangat tak tahu bagaimana menggunakannya.”
“Saya hanya tak mampu
menahan diri. Saya sudah terlalu lama menginginkan hal ini terjadi.”
“Diam saja dulu
sejenak. Rasa sakitnya sudah mulai berkurana sekarang.”
Setelah rasa sakit
tak terperi yang telah diberikan Sukri, perlahan rasa sakit itu mulai berganti
dengan sebuah rasa yang lebih membuai. Tubuh Sukri yang besar menindih dan
menutupi seluruh tubuh Maya di bawahnya tapi itu sama sekali bukan sesuatu yang
mengganggu perasaan Maya tapi sebaliknya. “Kalau kamu mau menyetubuhiku maka
lakukanlah dengan benar.” Maya menarik kepala Sukri ke payudaranya dan Sukri
tahu kalau Maya ingin agar dia mencium payudaranya itu. Kali ini dia
benar-benar menikmati waktunya dengan menghisap putingnya perlahn secara
bergantian. Kemudia dia naik ke mulut Maya. Bibir Sukri menyentuh bibir Maya
dan Maya membuka mulut untuknya. Lidah Sukri memasuki mulutnya dan lidah Mya
bertemu dengan lidahnya, saling melilit dalam tarian lidah yang panas hingga
vaginanya mulai terasa normal kembali. Dia ingin agar Sukri bergerak perlahan
hingga dia bisa menyesuaikan dengan ukurannya.
Semuanya jadi
berbalik sekarang. Tak ada lagi pihak yang dipaksa. Maya menginstruksikan apa
yang harus dilakukannya dan bagaiman dia menginnginkannya terjadi. Tak lama
kemudian Sukri mengocokkan batang penisnya keluar masuk ke dalam vagina Maya
dan Mya mengimbangi setiap ayunan Sukri dengan goyangan pinggulnya. Sukri tak
mampu bertahan lebih lama lagi. “Saya tak bisa menahannya lagi, saya harus
keluar sekarang.”
“Aku juga sudah siap
kalau kamu siap sekarang.” Sukri mulai bergerak dengan cepat dan semakin
bertambah cepat. Maya bersamanya sepenuhnya, vaginanya kini terasa sangat
nikmat karena terisi oleh batang penisnya yang tak menyisakan ruang sedikitpun.
Akhirnya Sukri sampai pada batas akhirnya dia mengangkat pantat Maya merapatkan
vaginanya hingga membuat seluruh batang penisnya terbenam ke bagian terdalam
dari vagina Maya. Sukri berhenti bergerak saat dia memberi Maya semburan
spermanya. Saat Sukri memuntahkan spermanya, beriringan pula datangnya dengan
klimaks Maya yang melandanya. Dapan panasnya itu seakan lelaki paruh baya ini
tak berhenti berejakulasi.
Setalah semuanya
mereda Sukri masih berada di atas tubuh Maya menciptakan sebuah pemandangan
yang kontras. Tubuh muda putih molek tertindih tubuh tua kekar berwarna coklat
tua. Sukri tiada henti melumat bibir dan payudara Maya. “Untuk sesuatu yang
awalnya buruk, ini lumayan hebat juga. Aku yakin kalau kamu tak pernah berpikir
untuk menggunakan kondom?” kata Maya. Dari pancaran sinar matanya, Maya tahu
kalau kata kondom sangat jauh dari benak Sukri.
Belum lama berselang,
penis Sukri kembali mengearas. Kali ini dia sangat menikmati waktunya untuk
merasakan setiap kenikmatan dari tubuh Maya. Itu menjadikan Maya mendapatkan
hadiah klimaks berkali-kali sebelum akhirnya Sukri menyemburkan spermanya untuk
yang kedua kalinya ke dalam vaginanya lagi.
Mereka berdua
bercinta, bersetubuh dan saling mengeksplorasi seluruh tubuh masing-masing
dalam sisa waktu hari ini. Kontras warna diantara mereka malah semakin membuat
birahi keduanya terbakar. Hingga hampir tiba waktunya jam pulang Adi dari
sekolahnya saat terakhir sesi persetubuhan mereka hari ini. Keduanya saling
mengerti bahwa ini hanyalah awal dari banyak hari lagi nantinya bagi mereka
berdua untuk mengulangi pertarungan birahi mereka. Keduanya juga tahu hal ini
adalah sebuah rahasia yang harus saling mereka simpan rapat-rapat. Kalau sampai
Adi ataupun suaminya tahu akan hal ini maka habislah mereka berdua, Krisna akan
menceraikan Maya dan tentu saja mengusir mereka berdua dari rumah ini.
Maya baru saja
selesai mandi dan merapikan kamar tidurnya saat Adi pulang. Sukri sudah lama
kembali ke tempatnya dan melakukan pekerjaannya yang seharusnya dilakukannya
pagi ini. Hal yang paling ingin dia dengar adalah jika Krisna tahu akan
peristiwa ini dan jadi marah besar hingga memecatnya. Dia ingin berada di rumah
ini lebih lama lagi dan menikmati keindahan tubuh dari isteri Krisna yang putih
mulus dan cantik itu.
Adi berusaha
sebisanya agar bisa pulang ke rumah secepat-cepatnya agar punya waktu yang
lebih bersama Maya sebelum abangnya pulang kerja. Dia masuk ke rumah tepat
ketika Maya keluar dari dalam kamar. Rambutnya masih basah sehabis mandi dan
putting payudaranya nampak menrawang dibalik blouse yang dikenakannya. Celana
pendek yang dipakainya sangat longgar dan pendek memperlihatkan paha jenjangnya
yang putih. Ketika keduanya bertemu, Adi berhenti di depannya. Ada sesuatu yang
kelihatan berbeda dari diri Maya hari ini. Adi kira itu karena efek dari
kejadian semalam bersamanya.
Dia menatap Maya
tepat di matanya sebelum kemudian meraihnya ke dalam pelukannya. Maya menahan
tubuh Adi dengan tangannya, bukannya dia tidak ingin dipeluk adik iparnya ini,
dia hanya tak ingin kalau Adi tahu bahwa dia baru saja habis bersama lelaki.
Setidaknya tidak sekarang ini. “Stop Adi. Abangmu akan segera pulang dan dia
tak boleh menemukan kita seperti ini.”
“Dia baru pulang
beberapa jam lagi. Apa kamu tidak suka dengan apa yang kita lakukan semalam?”
“Ya, aku sangat
senang melakukannya dengan kamu meskipun seharusnya itu tak boleh terjadi.
Kalau Krisna mendapati kita bersama kamu akan diusir dan mungkin aku akan
diceraikan. Kita hanya butuh berhati-hati.”
Adi tak suka ditolak
tapi dia sadar kalau mereka harus berhati-hati. Dia hanya ingin bersama kakak
iparnya ini agar bis menikmati tubuh moleknya kembali. “Kapan kita bisa bersama
lagi?”
Suara pintu mobil
yang ditutup menyelamatkan dia dari pertanyaan Adi. Dia melepaskan diri dari
pelukan Adi dan melangkah kea rah pintu. “Masuk ke kamarmu, aku mau lihat siapa
yang datang.”
Pintunya sudah
terbuka terlebih dulu sebelum Maya sampai. Yang datang ternyata Krisna dan dia
pulang kerja jauh lebih awal dari biasanya. Sepanjang hari ini dia terus
membayangkan tentang kejadian antara isteri dan adiknya semalam. Meskipun
sebuah quickie dengan Susan di kantornya sudah mampu meredakan batang penisnya
yang tegang terus, tapi dia tetap tak mampu menyingkirkan bayangan itu dari
dalam kepalanya. Dia meminta ijin pada atasannya untuk pulang lebih awal hari
ini. Dia ingin bersetubuh dengan isterinya sebelum adiknya pulang dari sekolah.
“Ada apa kok abang
pulang lebih awal?”
“Aku hanya ingin
bersamamu sebelum Adi pulang.”
“Abang terlambat, dia
baru saja pulang dan sekarang sudah ada di dalam kamarnya. Abang kenapa sih kok
tiba-tiba berubah seperti ini? Beberapa bulan belakangan abang sering terlalu
capek terus untuk memperhatikan aku, lalu kemarin malam dan sekarang abang ingin
cepat-cepat naik ke ranjang.
Krisna tak tahu harus
menjawab bagaimana. “Mungkin nanti malam kita bisa pergi tidur lebih awal
lagi.”
Maya tersenyum sambil
menggesekkan payudaranya ke dada suaminya dan merasakan penis Krisna yang
tegang dan menekan erat ke tubuhnya. Dia menurunkan tangan untuk membelainya.
“Tetap pertahankan ini seperti ini dan kita pasti akan segera mendapatkan waktu
untuk mengurusnya nanti.”
Sisa hari ini
berjalan normal seperti biasanya. Kedua penis kaka beradik ini terus tegang disepanjang
sore ini setiap kali dia berada di dekat salah satu dari mereka. Maya sanagat
menikmati efek yang dia hasilkan pada mereka berdua. Dia sama sekali tak
mencegah jika salah satu dari mereka merabanya saat yang satunya tak melihat.
Dia tahu kalau hal itu akan semakin membakar birahi mereka berdua.
Saat tiba waktunya
untuk tidur Maya sudah siap untuk sebuah persetubuhan yang berikutnya lagi.
Sekarang suaminya sudah tak akan tahu kalau vaginanya telah dipakai penis Sukri
yang besar siang tadi. Krisna langsung menerkamnya begitu merka sudah berada
dalam kamar. Dengan cepat Krisna melucuti pakaian Maya. Dia merasa cembutu
telah membiarkan Adi menyasikan seluruh keindahan lekuk tubuh isterinya tapi
dilain sisi hal itu semakin membakar gairahnya. Dia tak mengerti kenapa hal itu
sangat membuatnya terangsang. Menemukan keduanya bersetubuh kemarin malam
membuatnya sangat ingin menyetubuhi isterinya lagi dan lagi.
Maya tak tahu apa
yang merubah suaminya tapi dia tak mau memusingkan hal tersebut. Dia sangat bahagia
hubungan seks dianra merka sudah berubah panas seperti biasanya dan dia sudah
sangat merindukannya beberapa bulan belakngan ini. Biarpun setelah persetubuhan
yang demikian hebatnya bersama Sukri siang hari tadi, tidaklah meredakan
gairahnya untuk suaminya. Dia juga tak tahu kenapa dirinya setelah mengalami
seluruh persetubuhan disepanjang hari ini, dia masih siap dan sangat
menginginkan agar suaminya mengisikan seluruh spermanya ke dalam vagina
mudanya. Tiga orang lelaki berlainan selama kurang dari satu hari hanya semakin
membuatnya menginginkan yang lebih lagi.
Persetubuhan mereka
sangat liar dan menggairahkan selayaknya ketika pertama kali mereka menikah
dahulu. Dua kali Krisna membawanya ke puncak kenikmatan sebelum akhirnya dia
sendiri mendapatkan klimaksnya. Maya merasa sangat kelelahan saat suaminya
selesai dan menggulingkan tubuh di sampingnya. Saat berangkat kea lam mimpi dia
adalah seorang wanita yang sangat terpuaskan.
Maya terbangun keesokan harinya saat mentari mulai terbit,
lalu mulai menyiapkan sarapan untuk Krisna dan Adi. Senyum ceria selalu terukir
di wajahnya saat dia memasak pagi ini. Dia merasa tak perlu bersusah payah
berpakaian. Dia hanya mengenakan pakaian tidur pendek yang tak begitu mampu
menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari mata lelaki. Senyum lebarnya tetap
tekembang ketika kedua lelaki ini menyantap sarapannya membuat Krisna merasa
sangat bahagia karena tahu bahwa dialah yang membuat isterinya tersenyum manis
pagi ini.
Mereka berdua
menghabiskan sarapannya kemudian Maya memberi ucapan selamat jalan bagi
keduanya. Adi yang berangkat sekolah dan Krisna pergi ke kantor. Dia membari
Krisna sebuah pelukan dan ciuman bibir singkat dan sebuah pelukan untuk Adi.
Maya tak mau memberi yang labeih pada Adi dengan keberadaan Krisna disamping
mereka. Dapat dilihatnya pancaran kekecewaan di mata Adi saat dia berjalan
keluar.
Baru saja keduanya
masuk ke dalam mobil masing masing untuk berangkat, Adi melompat keluar dan
kembali lagi ke dalam rumah. “Bukuku ketinggalan.” Dia memasuki rumah saat
Krisna keluar ke jalan.
Ketika Adi kembali
lagi ke dalam rumah dia memang punya maksud. Maya berbalik saat melihat Adi
kembali. “Ada yang ketinggalan?”
“Ini.” Langsung
didekapnya tubuh Maya dan melumat bibirnya. Maya tak melawan dan membalasnya
dengan membuka mulutnya untuk lidahnya yang mendesaknya. Tangan Adi menelusup
ke balik gaun tidur Maya untuk meremas payudara yang menanti di sana. Seperti
kemarin malam, Maya membairkan saja Adi berbuat sesukanya. Dia sangatlah
menjaga kesetiaannya terhadap Krisna sebelum Adi mandapatinya di saat rapuh dan
Sukri memanfaatkan hal tersebut keesokan harinya. Sekarang Maya menyambut
perlakuan Adi terhadapnya dan tak berusaha untuk menghentikan hal tersebut.
Walaupun setelah kejadian kemarin malam tetap saja membuat birahinya bergolak
saat tangan Adi menyentuh tempat dimana hanya Krisnalah yang pernah
menyentuhnya hingga waktu kemarin.
Pada akhirnya Maya
sadar kalau dia harus menghentikan Adi atau dia akan terlambat masuk sekolah.
“Kamu harus segera berangkat atau nanti terlambat.”
“Apa aku tak bisa
ijin dulu hari ini?”
“Tidak. Apa nanti
kata abangmu kalau sampai dia tahu kamu tak masuk sekolah hanya untuk
menghabiskan waktu bersamaku? Kita pasti akan punya waktu bersama lagi nanti,
aku janji.”
Maka lima menit
berikutnya Adi sudah kemblai keluar rumah untuk berangkat sekolah. Ketika dia
melewati tempat di mana Krisna memarkirkan mobilnya, Adi merasa melihat mobil
yang mirip dengan milik abangnya itu tapi dia tak begitu mempedulikannya.
Perhatiannya hanya terfokus pada penisnya yang terus tegang dan janji Maya
untuk bersamanya lagi nanti.
Sesungguhnya Maya
merasa gembira kalau Adi bisa menemaninya sepanjang hari. Sekarang dia baru
sadar betapa dirinya sangat cinta pada seks. Bulan-bulan tanpa seks dengan
Krisna membuatnya sangat sensitive jika mengenai hal yang berbau seks. Dia
sangat senang suaminya sudah kembali memperhatikan dirinya tapi disaat yang
sama dia juga menyukai perhatian yang didapatkannya dari lelaki lain. Dia sadar
kalu semestinya dia hentikan affairnya dengan dua lelaki tersebut tapi dia juga
yakin kalau Sukri tak akan mau mendengarnya dan Adi sudah serasa seperti udara
segar dalam nafasnya dengan gairah mudanya. Dia harus ekstra hati-hati dengan
ketiga lelaki ini.
Maya menyelesaikan
rutinitas paginya dan merasa terkejut dan kecewa saat tak mendapati kedatangan
Sukri. Dia mengharapkan lelaki paruh baya itu datang ke dalam rumah begitu
suami dan adik iparnya pergi. Dia mengenakan celana jeans dan kaos milik Krisna
yang diikatkan di bawah payudaranya. Ini membuat dada membusungnya tercetak
jelas dan mempertontonkan perut rata dan putihnya. Dia tahu kalau dia terlihat
lebih dari cukup untuk menarik perhatian lelaki manapun, dan kemudian dia
mengendarai kudanya menuju ke gudang.
Sukri ternyata tidak
berada di gudang dan mobil truck yang biasa digunakannya tidak ada. Dia mencoba
menyembunyikan kekecewaannya saat tak menemukan Sukri. Dia sudah sangat siap
bersetubuh biarpun itu diakuinya atau tidak. Dinaikinya kudanya kembali ke
rumah.
Ada sebuah sungai
kecil yang mengalir membelah daerah perkebunannya dan bermuara pada sebuah
danau kecil yang cukup dalam untuk dipakai berenang dan terletak ditempat yang
cukup terlindungi dari pandangan. Airnya sangat jernih dan dingin menyegarkan
hingga Maya tak mampu berendam di dalamnya untuk waktu yang lama. Dibawanya
sebuah selimut yang diikatkan di belakang pelananya yang akan digunakannya
untuk berjemur di bawah sinar mentari. Dahulu dia merasa sedikit khawatir saat
berjemur di tepian kolam renang atau di sini karena keberadaan Sukri. Kini dia
merasa saat menggelar selimut itu di atas rerumputan dan kemudian melepaskan
seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, sekarang tak ada sedikitpun rasa
takut atau kekahawatiran tersebut.
Maya menjatuhkan pakaiannya
ke atas selimut dan berjalan dengan telanjang ke tepi danau. Dia selalu merasa
sedikit takut saat melangkahkan kakinya pertama kali ke dalam air. Tapi begitu
kakinya sudah menyentuh air dan sekujur tubuhnya sudah terjalari sensasi itu
dia langsung menceburkan diri dan menyelam jauh ke bagian yang terdalam. Air
yang dingin tersebut membuat kedua putting susunya langsung jadi mengeras
dengan cepat, dan dia sangat menyukai hal itu. Hal itu seperti layaknya efek
dari sentuhan tangan seorang lelaki di dadanya.
Dia hanya mampu
bertahan selama satu menit di dalam air dan kemudian naik dan merebahkan tubuh
telanjangnya di atas selimut. Kehangatan sinar mentari pagi dengan segera
menghangatkan tubuhnya yang tengkurap. Maya suka bertelanjang di wawah sinar
mentari dan di ruang terbuka, jika memungkinkan selalu dia pasti akan
mengabaikan pakaiannya. Membayangkan jikalau Adi atupun Krisna melihatnya
telanjang begini membuatnya tersenyum dan belaian kehangatan sinar mentari
membawanya ke dalam buaian mimpi.
Dia terbangun oleh
suara kudanya. Ia gulingkan tubuh tengkurap dan melihat Sukri di atss kudanya
sendiri memandanginya. Tadinya dia berharap menemuka Sukri di gudang ketika
pertama kali mencarinya tapi sekarang dia senang mendapatinya berada di sini.
Dia tak bergerak untuk menutupi tubuhnya. Suri sudah melihat seluruh bagian
tubuhnya dan juga sudah merasakannya sebelumnya lagipula dia sudah siap untuk
bercinta dengannya kembali. Setelah rasa sakit yang dirasakannya pertama kali
itu hilang Maya begitu menikmati mendapati vaginanya terisi oleh penisnya yang
pajang dan besar itu digerakkan keluar masuk dalam tubuhnya yang begitu
menyambutnya.
Saat Maya sama sekali
tak berusaha menutupi tubuh telanjangnya itu, Sukri bergerak turun dari atas
kudanya dan mengikatkan kudanya. Dia berjalan mendekati Maya dan segera
melepaskan baju beserta celananya. Dia tak mengenakan celana dalam dan batang
pennisnya berdiri dengan tegak dan pongah. Dia mulai rebah di samping tubuh
Maya tapi Maya mencegahnya. “Kamu herus masuk ke air dulu t.”
“Tapi airnya sangat
dingin sekali.”
“Aku tahu, aku baru
saja masuk ke dalamnya. Kalau kamu menginginkanku, kamu harus masuk ke dalam
air dulu.” Maya tertawa senang saat Sukri melangkah ke tepian danau. Batang
penisnya terayun di antara pahanya membuat Maya membayangkan saat menatapnya,
ini bukan untuk pertama kalinya, bagaimana mungkin dia bias memasukkan benda
besar itu ke dalam lubang vaginanya yang kecil.
Sukri menginginkan
Maya melebihi hari kemarin. Dia akan melakukan apapun yang disuruhnya hanya
untuk bias merasakan kembali kenikmatan tubuh molek wanita cantik ini. Dia
mulai melangkah ke dalam air yang dingin. Dia piker kalau tubuhnya akan segera
membeku. Dengan satu lompatan panjang dia menyelam.
Tubuhnya muncul dari
dalam air diiringi sebuah teriakan panjang. Rasanya memang tubuhnya segera
membeku dan dia tak bias keluar dari dalam air itu dengan cukup cepat.
Dia melompat dari
dalam air begitu mencapai ke tepian dan berlari kea rah Maya. Maya
memandanginya dan mulai tertawa geli.
“Apa yang anda
tertawakan?”
“Lihat dirimu.”
Ternyata air memberikan efek kebalikan pada penisnya dibandingkan yang terjadi
terhadap putting payudara Maya. Batang penisnya yang semula berdiri dengan
tegak dan pongahnya kini melemas dan seakan benar-benar mati. “Kemarilah,
rebahan di sampingku. Aku yakin ini bukan permanent kondisinya.”
Sukri merebahkan
tubuhnya di samping Maya. Kedua tubuh merka menjadi sebuah pemandangan yang
sangat kontras, tubuh Sukri yang coklat kehitaman serta besar dan tubuh Maya
yang putih mulus rebah berdampingan di bawah sinar mentari pagi.
Maya bergerak ke atas
untuk mencium bibir Sukri dengan lembut. “Apa kali ini kamu akan melakukan
dengan kasar seperti kemarin lagi?”
“Tidak, aku janji
akan melakukannya dengan lembut kali ini.”
Ciuman Maya berhenti
dan dia bergerak menuruni tubuh Sukri, ciumannya menjalari setiap bagian tubuh
Sukri turun menuju ke batang penis yang ingin dia kembalikan seperti keadaannya
sebelum masuk ke air tadi. Begitu bibir lembut Maya menyentuhnya segera saja batang
penis tersebut hidup kembali. Maya mulai memasukkanseluruhnya ke dalam
mulutnya. May sedikit khawatir akan mengenai giginya saat batang penis Sukri
semakin membesar keras di dalam hisapan mulutnya. Dia sadar kalau tak mungkin
menampung keseluruhannya jika batang penis ini dalam keadaan ereksi sepenuhnya
tapi dia ingin merasakannya mengembang besar di dalam mulutnya.
Mulut hangat dan
lidah lembutnya dengan cepat membangunkan penisnya seutuhnya. Namun begitu
batang penis itu semakin bertambah besar, mulut Maya tak mampu lagi
menampungnya. Pada akhirnya dia hanya mampu memasukkan separoh bagian dari
panjang batang penis Sukri. Maya dan suaminya sangat suka melakukan oral seks,
tapi dia tak begitu suka kalau suaminya berejakulasi di dalam mulutnya dan membuatnya
harus menelan sperma. Tapi hari ini dia ingin merasakan seluruh rasa sperma
Sukri dan membuatnya menghisap dan mengocok dengan cepat dan keras untuk
membawa Sukri ke batas akhirnya. Maya tak khawatir jika Sukri tak mampu ereksi
lagi, setelah kejadian kemarin dia tahu kalau lelaki paruh baya ini mampu
melakukannya berulang kali tanpa jeda.
Sukri rebah dengan
tangannya berada di bawah kepalanya dan memandangi mulut Maya yang naik turun
disepanjang batang penisnya. Wajah cantiknya terlihat penuh dengan birahi saat
mengoralnya dengan penuh nafsu. Skri menyaksikan batang penisnya yang coklat
kehitaman itu menghilang diantara bibir mungil Maya tersebut. Pemandangan itu
tak mampu di tahannya lebih lama lagi, tak lama lagi dia rasa akan segera
keluar. “Saya hampir sampai. Kalau anda tak ingin mulut anda penuh sperma lebih
baik anda berhenti sekarang.”
Maya senang saat
Sukri memperingatkannya terlebih dulu dan bukannya lagsung menyemburkan
spermanya ke dalam mulutnya. Dia ingin agar Sukri tahu dengan reaksinya bahwa
diaingin agar Sukri keluar di dalam mulutnya, dia memepercepat gerakan mulutnya
sambil tangannya memerainkan buah zakar Sukri dan sebagian batang penis itu
yang tak mampu dimasukkannya ke dalam mulutnya.
Sukri tak mampu
menahannya lebih lama lagi. Dia naikkan pinggangnya agar batang peninya masuk
ke dalam mulut Maya lebih banyak lagi saat spermanya menyembur deras. Maya
menghisap dengan cepat begitu semburan pertamanya menghantam dinding
tenggorokannya. Dengan cepat ditelannya karena dia ingin mendapatkan semuanya
dan bahkan sperma lelaki paruh baya ini terasa berbeda dengan suaminya.
Ditelannya seluruh apa yang diberikan Sukri padanya sebelum akhirnya mengangkat
mulutnya dari batang penis itu dan mulai membersihkannya dengan menggunakan
lidah.
Batang penis Sukri
masih tetap tegak mengeras ketika Maya mulai bergerak ke atas untuk mencium
bibirnya lagi. Sukri bias merasakan spermanya sendiri dari lidah Maya saat
mereka saling melumat. Belum pernah dia membiarkan ada seorang perempuan yang
menciumnya setelah menghisap penisnya, Ternyata rasanya tidaklah seburuk apa
yang dia bayangkan.
Maya mengangkat
kepalanya; “Kamu suka nggak?”
“Itu yang terbaik
yang pernah saya dapatkan. Hampir sama nikmatnya dengan yang anda punya
diantara paha anda.”
“Oh, jadi kamu suka
dengan yang diantara pahaku?”
“Anda sudah tahu
jawabannya.”
“Lalu kenapa kamu
tidah tiduran lagi dan biar aku beri kamu sesuatu yang pasti akan sama-sama
kita sukai.” Maya bergerak ke atas tubuh Sukri. Vaginanya tepat di depan wajah Sukri
lalu direndahkannya tubuhnya hingga lidah Sukri menyentuh bibir vaginanya.
Kemudin digesekkannya kelentitnya maju mudur ke lidah Sukri. Maya sudah basah
sebelum menghisap penis Sukri tadi dan cairannya kini turun membasahi hidung
hinggga lidah Sukri. Maya bergerak ke belakang untuk meraih batang penis Sukri
yag sekali lagi mengeras dengan sempurna. Diangkatnya selangkangannya dari
hadapan wajah Sukri hingga bibir vaginanya yang telah basah kuyup kini tepat di
hadapan kepala penis Sukri.
Maya sangat menikmati
seluruh waktunya sekarang ini. Meskipun dengan Krisna, dia belum pernah merasa
sebebas untuk melakukan dan menyuruh apa yang dia inginkan seperti saat bersama
Sukri sekarang ini. Dengan kedua kakinya yang berada dikedua sisi Sukri membuat
bibir vaginanya merekah terbuka. Maya membimbing batang penis Sukri menuju ke
jalan masuknya dengan tangannya sambil menurunkan tubuhnya hingga vagina
panasnya menelan batang penis Sukri tenggelam seluruhnya. Dibiarkannya berat
tubuh dan gravitasi bumi membawanya turun, turun, dan turun hingga pantatnya
menyentuh perut bagian bawah Sukri. Tidak seperti hari kemarin, penetrasi
pertama dalam tubuhnya kali ini membawanya pada klimaks pertamanya.
Maya hanya duduk di
atas penis itu dengan diam saja menikmati gelombang-gelombang kecil dari
banyanya orgasme kecil yang melandanya dengan vagina yang tersumpal penuh oleh
batang penis besarnya Sukri ini. Setelah dia pulih kembali kemudian dia
membungkuk untuk memberi sebuah ciuman pada Sukri. Dia menyetubuhi mulut Sukri
dengan lidahnya sambil menaik turunkan vaginanya pada batang penis Sukri lagi.
Oralan yang dilakukannya pada penis Sukri tadi menjadikan Sukri bias mampu
menahan klimaksnya lebih lama lagi.
Maya menindih tubuh
Sukri dibawahnya dan vaginanya terus meremas batang penisnya dengan otot-otot
vaginanya. Bersama Krisna dia bias mendapatkan klimaks beberapa kali dalam
semalam tapi mereka harus jeda sejenak sebelum memulai babak yang baru lagi.
Tapi itu tidak berlaku bersama Sukri, setiap klimaks meledak disusul dengan ledakan
klimaks yang berikutnya secara berkesinambungan.
Sukri tak bias
mempercayai betapa besar hasrat isteri majikannya ini untuk bersetubuh. Dia
merasa sangat menyeal kenapa tidak dari dulu saja melakukannya. Dinding
vaginanya yang rapat sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan milik para
wanita yang pernah ditidurinya bahkan dibandingka denga mendiang isterinya.
Sudah sangat lama sekali Sukri memimpikan untuk dapat menikmati tubuh seorang
wanita kaya dari kota tapi dia selalu tak punya keberanian untuk mewujudkannya.
Tapi sekarang, Maya sangat sangat jauh lebih hebat dan nikmat dibandingkan
dengan semua bayangannya selama ini.
Sukri menggulingkan
tubuh Maya dari atas tubuhnya hingga rebah dengan tanpa mencabut batang
penisnya dari dalam vagina basah Maya. Maya mengaitkan kakinya melingkari
pinggang Sukri dan mengangkat vaginanya agar terlepas saat digulingkan
tubuhnya. Maya ingin membuka diriny seluruhnya agar lelaki paruh baya ini bisa
menikmati semua yang dimilikinya. Payudaranya menempel erat di dada Sukri
begitu dia ingin sedekat-dekatnya menempel erat pada tubuh Sukri. Maya ingin
sekujur tubuh Sukri menyentuh tubuhnya. Tubuhnya serasa terbakar gelora api
birahi yang menyala-nyala diantara mereka. Batang penis Sukri dmengayun dengan
cepat untuk membawanya pada puncak kenikmatan yang berikutnya bagi mereka
berdua.
Maya bisa merasakan
betapa batang penis Sukri semakin mengembang saat dia bergerak semakin cepat.
Dia tahu kalau Sukri sudah hampir keluar dan dia ingin mencapainya bersama.
Maka tangan dan kakinya semakin erat memeluk, membuat tubuhnya semakin
bertambah merapat pada tubuh Sukri sambil mulutnya tiada henti menyuruh lelaki
paruh baya ini agar menyetubuhinya lebih cepat dan keras lagi.
Kedua tubuh manusia
berlainan jenis ini bergerak seirama mendaki puncak kenikmatan seksual hingga
pada akhirnya Sukri menancapkan dengan keras dan jauh ke dalam vagina Maya
untuk terakhir kalinya dan menyemburkan spermanya. Semburan demi semburan
dengan derasnya tertumpah ke dalam rahim Maya. Dinding-dinding vaginanya
meremas dengan kencang untuk memerah setiap tetes sperma dari batang penis
Sukri ke dalam tubuh dahaganya. Tak hanya dahaga tetapi juga tubuh yang amat
menanti. Dia ingin merasakan seluruhnya. Batang penisnya terkubur sangat dalam
di vaginanya dan lidahnya merangsak masuk ke dalam tenggorokan Maya. Maya
menghisap lidahnya dengan rakus seperti dia menghisap batang penisnya
sebelumnya. Sperma sukri berenang langsung menuju rahimnya. Belakangan Maya
merasa sangat bersyukur kerena sudah mengkonsumsi pil anti hamil sebelumnya
karena kalau tidak dia pasti akan hamil. Tapi saat sekearang ini dia sama
sekali tak peduli akan hal tersebut.
Sebuah babak
persetubuhan lagi mereka lakukan unuk hari ini sebelum mengakhirnya dengan
menyelam ke dasar danau yang dingin bersama. Dan beriringin keduanya kembali ke
rumah dengan mengendarai kudanya masing-masing. Saat tiba di kandang kuda Maya
memandangi Sukri yang turun dan melepaskan pelana
“Sukri, kita harus
berhati-hati. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika seseorang tahu tentang
kita.”
“Saya tahu, tapi saya
tetap harus mendapatkan anda lagi.”
“Aku juga merasakan
hal yang sama, tapi kita hanya bisa melakukannya kalau kita sedang sendiri. Aku
sangat cinta suamiku dan tidak ingin kehilangan dia.”
“Bagaimana dengan anda
dan Adi? Apa anda akan tetap berlanjut dengan Adi?”
“Aku belum tahu.
Seharusnya aku tak membiarkan dia berhubungan seks denganku. Dia sekarang tak
akan mungkin menyerah begitu saja untuk bias bersamaku lagi. Aku rasa ini tak
akan berlangsung lama. Dia akan segera mendapatkan seorang gadis yang tepat
untuk seumurannya dan kisahnya denganku hanya akan jadi sebuah cerita saja.
Kamu juga akan melakukan hal yang sama nanti. Kalian para lelaki semuanya sama,
begitu kalian sudah mendapatkan yang kalian inginkan, maka kalian akan mulai
mencari yang lain lagi.” Ketika Maya mengucapkan itu, untuk pertama kalinya ini
terlintas di hatinya, bahwa masalah Krisna mungkin saja adalah wanita yang
lain.
Sukri memprotes kalau
dia tak akan merasa bosan terhadap dia tapi dalam hatinya dia berkata kalau apa
yang barusan dikatakan nyonya majikannya ini benar adanya. Tapi untuk sekarang
ini dia akan menikmati tubuh molek Maya selam dia bisa.
Maya berlalu menuju
ke rumah lau mandi di bawah guyuran air hangat untuk membersihkan sisa-sisa
sperma Sukri dari tubuhnya. Dihapusnya semua sisa bukti dari perbuatannya
dengan Sukri pagi ini. Selain bibir vaginanya yang masih berwarna kemerahan dan
terasa sedikit panas serta putingnya yang masih mencuat keras, tak ada lagi
bukti tersisa yang memeprlihatkan hal tersebut. Dia membayangkan apa yang akan
dia lakukan dengan Adi. Dia belum mengatakan pada Sukri, tapi dia tidak
bermaksud menghentikan perbuatannya dengan adik iparnya itu. Maya merasa
terkejut sendiri saat menyadari kalau dirinya sekarang mesih menharapkan
bersetubuh dengan adik iparnya, meskipun setelah sebuah persetubuhan yang
demikian hebatnya bersama sukri disepanjang pagi barusan. Dia menginginkan
ketiga lelaki tersebut. Entah bagaimana dia mencoba membayangkan bagaimana
caranya untuk mendapatkan kuenya dan sekaligus menyantapnya juga.
Tiba waktunya untuk
dinner, seperti malam sebelumnya Maya sangat memanfaatkan setiap detiknya untuk
menggoda kedua lelaki tersebut. Dengan sangat terbuka dia bermanja pada Krisna
tapi pada Adi dia juga tak mengabaikannya. Hanya saja malam ini reaksi Krisna
sangat berbeda dengan malam kemarin.
Mereka menyelesaikan
makan malam dan kemudia menyaksikan TV sebelum akhirnya Adi pergi ke lantai
bawah menuju ke kamarnya sendiri. Maya dan Krisna segera menyusul pergi ke
kamar mereka sendiri, Krisna hamper tertidur lelap ketika Maya keluar dari
dalam kamr mandi. Dia kenakan gaun tidur transparan yang berarti dia lebih
mengharapkan berintim mesra dengan suaminya daripada pergi tidur, tapi Krisna
tak menyadari itu.
Maya naik ke atas
ranjang dan meringkuk disamping tubuh Krisna. Setelah beberapa saat ternya
Krisna ak bereaksi atas keberadaannya, Maya akhirnya bangkit dan duduk. “Abang
punya masalah apa malam ini?”
Krisna hampir saja
terlelap tapi dia berusaha untuk terjaga dan menjawab. “Hari yang panjang dan
berat di kantor.”
“TIDAK! Abang cinta kamu. Abang tidak ingin kehilangan kamu.
Aku tahu kalau yang kulakukan ini sangat salah dan sepertinya aku tak bisa
menghentikan diriku. Tapi kamu sendiri tak sepenuhnya suci. Aku melihat apa
yang kamu lakukan dengan Adi malam itu.”
Maya benar-benar tak
mampu bicara. Suaminya sudah memergokinya bersetubuh dengan adiknya dan dia tak
membicarakan apapun tentang hal tersebut. Kemudian suaminya menyetubuhinya
dengan sangat lebih baik dibandingkan beberapa bulan belakangan ini. “Aku tahu
kalau itu salah juga, tapi abang sudah pergi tidur meninggalkan aku menggantung
dan kita sudah terlalu lama tak berhubungan seks dan aku telah membiarkan dia
berbuat telalu jauh. Kenapa abang tidak mengatakan sesuatu saat melihat kami?”
“Awalnya aku ingin
menghajar kalian berdua saat itu juga. Lalu aku merasa ada semacam gairah saat
melihat kalian berdua. Kemudian kamu kembali ke kamar dan aku harus segera
menyetubuhi kamu sendiri. Aku tak bisa menceritakan padamu begitu saja kalau
aku sudah melihat kamu bersetubuh dengan adikku sendiri. Aku pasti seperti
seorang lelaki aneh dan tak waras kalau membiarkan dan melihat ada lelaki lain
menyetubuhi kamu.”
“Abang tahu kalau Adi
baru saja menyetubuhiku tapi abang tetap saja menginginkanku? Bahkan abang tak
mengijinkanku untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Abang tahu
kenapa saat itu vaginaku sangat basah dan abang tetap menyetubuhiku.” Semua
pembicaraan tentang Adi yang menyetubuhinya memberikan sebuah efek terhadap
Krisna. Batang penisnya mulai menjadi keras dan hal tersebut tak luput dari
perhatian Maya. “Sepertinya abang tetap suka ide tentang adik abang memasukkan
batang penisnya ke dalam vaginaku.”
Krisna tak bisa
menyembunyikan gairahnya dari Maya. “Aku tahu ada sesuatu yang salah denganku
tapi bayanganmu dan Adi bersama hanya semakin menggairahkanku. Bahkan sekarang,
saat aku sangat letih aku tak bisa mencegahnya.”
Maya berjalan
mendekati ranjang kembali dan duduk disamping suaminya. “Abang ingin bercinta,
bukan, Abang ingin bersetubuh sekarang?”
“Ya.” Krisna menarik
isterinya ke dalam pelukannya dan menciumnya. Maya suka dengan cara suaminya
berciuman dan selalu akan menyukai ciumannya. Dengan cepat Maya sudah rebah di
atas ranjang itu dan Krisna bergerak menaiki tubuhnya. Maya membentangkan kedua
bahanya lebar dan membimbing batang penis Krisna ke pintu masuk vaginanya.
Krisna memasukinya seperti yang dilakukannya ratusan kali sebelumnya, tapi kali
ini terasa berbeda. Maya tahu kalu dia sudah berselingkuh dan fakta kalau
menyaksikannya bersetubuh dengan adiknya sendiri ternyata sangat membakar
birahinya.
Krisna mengayun
dengan perlahan dan lembut pada awalnya sambil meberi ciuman pada payudara dan
bibir Maya. Bibirnya tengah menghisap putting susunya say Maya bertanya
padanya, “Apa abang ingin melihatku dengan Adi lagi?” Batang penisnya mengejat
keras dalam vagina Maya saat dia menanyakan hal tersebut. Sebelum Krisna mampu
menjawabnya dia sudah berejakulasi di dalam Maya. Sperma Krisna menyembur di
dalam vaginanya memberi Maya klimaksnya sendiri sesaat berikutnya.
“Aku anggap itu
sebagai jawaban ya.”
“Ya, aku akan sangat
suka sekali melihat kalian kembali. Jangan katakana pada Adi kalau aku ingin
melihatnya menyetubuhimu. Dia akan menganggap aku gila.”
“Bagaimana jika aku
tak bisa mengatur agar abang bisa melihat? Apakah tidak akan apa-apa kalau aku
hanya akan menceritakan semua yang kami lakukan pada abang nantinya?”
“Aku lebih suka
melihatnya sendiri tapi kalaupun hanya memungkinkan untuk mendengarnya saja itu
tak masalah.”
“Kalau aku melakukan
itu semua apa abang akan meninggalkan wanitu itu? Aku tidak suka abang
menyetubuhi wanita selain aku.”
“Aku hanya bisa
berjanji kalau aku akan berusaha sebisanya.”
Maya menggulinkan
tubuhnya turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk
membersihkan diri. Saat dia keluar, suaminya sudah setengah tertidur. Maya
membungkuk dan berbisik di telinga suaminya, “Aku rasa aku akan pergi mengechek
si Adi. Anak muda yang malang itu mungkin merasa sudah diabaikan. Sampai jumpa
lagi besok pagi.” Maya meninggalkan kamar itu tanpa sepatah kata dari suaminya
yang sudah hamper terlelap. Batang penisnya mengeras kembali saat membayangkan
isterinya yang pergi ke kamar adiknya. Sangat kelelahan dia akhirnya terlelap
dengan kondisi batang penis mengeras sempurna saat menyaksikan bayangan
isterinya berjalan keluar dari kamar dengan keadaan telanjang bulat hingga
akhirnya benar-benar tertidur sepenuhnya.
Maya merasa tak perlu
mengenakan pakaian apapun karena dia tahu kalau tak lama lagi akan telanjang
juga di kamar Adi nanti.
Dia tak perlu
mengetuk pintu kamar itu karena sudah agak terbuka dan kemudia dia mendorongnya
untuk masuk dan menyaksikan Adi yang terbaring di atas ranjangnya. Lampu tidur
di atas bedsidenya masih menyala tapi dia sudah tertidur. Tubuhnya yang hanya
ditutupi oleh sehelai boxer tak tertutupi oleh selimut. Maya bis melihat batang
penisnya yang cantik dari balik boxernya.
Dia naik ke atas
ranjang tanpa membangunkannya. Dilepaskannya batang penis itu dar balik
boxernya. Dia membungkuk dan membawa batang cantik itu ke dalam mulutnya.
Batang penis itu masih lemas dan terasa lembut serta hangat di dalam mulutnya
dan dia membasahi seluruh bagiannya dengan lidahnya. Dengan cepat batang penis
itu mulai mengeras dan sedetik kemudian segera mengeras kencang dan tegak. Maya
menatap ke atas dan Adi sedang memandanginya. Maya melepaskan batang penisnya
dari mulutnya. “Bardiri dan cepat lepaskan boxermu.” Adi mengangkat pinggulnya
dan menurunkan boxernya lepas melewati kakinya.
“Aku hampir saja
putus asa dan mengira kalau kamu tak akan kembali lagi padaku.”
“Aku sudah bilang
kalau kita harus berhati-hati dan menunggu hingga kesempatan yang tepat dating.
Abangmu kecapaian lagi malam ini dan pergi tidur dengan sangat nyenyak. Aku
rasa dia tidak akan bangun sampai besok pagi. Kita punya waktu semalaman hanya
untuk kita berdua. Aku mau lihat apa kamu sehebat saat pertama kali dulu.” Maya
bergerak ke atas dan memberinya sebuah ciuman, membuka mulutnya agar lidahnya
bisa bergerak menari diantara bibir Adi untuk mencari lidahnya.
Adi merasa sangat
bahagia mendapati Maya berada dalam pelukannya malam ini. Tubuh moleknya
menindih tubuhnya sendiri, tangannya bergerak ke payudaranya yang dengan cepat
digantikan oleh mulutnya. Jari tangannya meluncur ke bawah pada perut Maya
untuk bermuara pada rambut yang menghiasi bibir vaginanya.
Maya menggulingkan
tubuhnya dari atas tubuh Adi dan membiarkan adik iparnya berbuat sekehendaknya
terhadap tubunya. Maya suka bagaimana cara Adi memandanginya dan sentuhan
tangan serta mulut adik iparnya ini pada tubuhnya. Maya merasa sangat menginginkan
agar Adi segera menjamahnya dan membenamkan batang penis cantiknya jauh
sedalam-dalamnya ke vaginanya. Sama seperti yang didapatnya dari Sukri siang
hari tadi dia ingin setiap lekuk tubuhnya terjamah. Dia merasa teramat bahagia
karena mulai sekarang dia bisa menikmati persetubuhan dengan Adikapanpun dia
mau dengan restu suaminya. Dia harus segera menemukan cara agar bisa
mendapatkan keduanya disaat yang sama tanpa harus mengatakan pada Adi kalau
abangnya ingin melihat mereka bersetubuh. Tapi malam ini dia hanya menginginkan
Adi untuk menyetubuhinya sebanyak yang dia mau dan dengan style apapun yang dia
suka.
Adi adalah type
kebanyakan pemuda berumur 18 tahun lainnya. Batang penisnya tetap keras
sepanjang waktu dan sekarang dia sudah tahu kalau dia bisa menikmati tubuh
molek kakak iparnya kapanpun dia mau. Adi bergerak ke atas tubuh Maya dan Maya
membukakan pahanya untuknya. Dia melihat saat penisnya yang gemuk menemukan
jalan masuknya sendiri dan dengan perlahan melesak masuk ke dalam vaginanya yang
menyambut. Sudah beberapa bulan belakangan ini Maya tak mendapatkan nafkah
batin yang didambakannya. Sekarang dia mendapatkan pelepas dahaga kewanitaannya
dari Adi, Sukri dan sekaligus dari suaminya hingga terpuaskan seutuhnya.
Maya membuat dirinya
rileks dan membiarkan Adilah yang berperan aktif mengerjai vaginanya dengan
penis besarnya itu. Ini terasa sangat nikmat saat meresapi kenikmatan dari
batang penis muda dan keras milik Adi ketika dia mengocoknya keluar masuk dalam
tubuhnya. Pelan namun pasti dia membawa Maya semakin tinggi dan bertambah
tinggi lagi hingga dia tak mampu menunggunya lebih lama lagi. Kedua kakinya
melingkar pada pinggul Adi dan kedua tangannya mengalungi lehernya merapatkan
tubuh Adi. “Ayo, lebih cepat lagi,” bisiknya di telinga adik iparnya. “Lebih
cepat, lebih cepat lagi, biarkan aku merasakan seluruh gairahmu dalam tubuhku.”
Adi mengabulkan semua permintaan Maya dan mengocokkan dengan cepat dank eras
batang penis kerasnya dalam cengkeraman hangat vagina isteri abangnya ini.
Dan dengan cepat
kemudian Adi tak mampu menahan deru kenimatan yang melanda sekujur tubuhnya.
Dia harus mengeluarkan madu birahinya dan dia mengatakannya pada Maya. “Aku
sudah siap. Saat kamu mulai keluar nanti aku ingin kamu mendorong penismu
sedalam yang kamu mampu dan biarkan terkubur di dalamku. Aku ingin merasakan
spermamu yang hangat menyiramku.” ADi mempercepat gerakannya dan Maya bergerak
mengimbanginya. Hingga tiba akhirnya klimaks itu diraihnya, Adi membenamkan
seluruh batang penisnya sedalam dalamnya ke dalam cengkeraman vagina kakak
iparnya. Tangannya berada di bawah pantat Maya untuk mengangkat vaginanya agar
semakin merapat pada tubuhnya. Spermanya menyembur dengan sebuah tembakan keras
berkali kali dan itu membuat Maya meraih klimaksnya sendiri bersama Adi. Maya
dapat merasakan setiap tetes sperma Adi saat menyembur, sperma yang hangat itu
membuatnya tidak dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar dia
dapat merasakan setiap gerakan sperma adik iparnya yang hangat saat memasuki
rahimnya.
Setelah gempuran
puncak kenikmatan keduanya mereda, keduanya rebah di atas ranjang dengan saling
berpelukan sambil berbincang. “Sekarang apa kamu menyesal teman gadismu tak
berhasil kamu dapatkan?”
“Tentu saja tidak,
tak munkin dia bisa terasa senikmat dan sehebat kamu.”
“Aku juga merasa
senang dia sudah mengecewakanmu. Aku bahagia akan apa yang sudah kita lakukan
berdua.”
“Aku rasa dia ingin
agar isterinya dapat merasakan kenikmatan yang lebih dari apa yang bisa
diberikan oleh satu lelaki saja dan disamping itu mereka juga merasakan sebuah
sensasi lain saat mengetahui hal tersebut.”
“Apa kamu pernah
melakukannya dengan lelaki lain selan abang?”
“Kamu yang pertama
bagiku selain dengan suamiku sendiri, dan sangat kebetulan sekali lelaki itu
adalah adik dari suamiku sendiri. Aku tak pernah mengharapkan lelaki lain
selain suamiku hingga kejadian malam itu. Kamu mendapatkanku di saat yang
paling terlemahku dan aku merasa bersyukur kamu sudah melakukannya.” Maya
merasa tak perlu menceritakan kalu setelah malam itu dia juga bersetubuh dengan
tukang kebunnya setiap hari.
“Aku juga bersyukur
mendapatkanmu disaat itu. Aku hanya berharap agar abangku jangan sampai tahu.”
“Bagaimana kalau
ternyata dia sudah tahu?”
“Aku mungkin akan
diusir dari sini.”
“Bagaimana jika aku
bisa membujuknya agar kamu boleh tetap berada di sini?”
“Bagaimana caramu
bisa membujuk abang agar mengijinkanku tetap di sini sementara dia tahu tentang
kita?”
“Apa kamu mau
melakukannya denganku bersama bang Krisna di waktu yang sama?”
“Maksudmu kita
bertiga di waktu yang sama?”
“Ya, three some.”
“Abang tak akan mau.”
“Jika aku bisa
membujuknya apakah kamu akan bersedia melakukannya?”
“Gila, tentu saja
mau, itu pasti akan menjadi hal paling hot uang pernah kulakukan.”‘
“Aku bisa tahu dengan
batang penismu yang sudah mengeras laki saat ini, kalau kamu suka dengan ide
itu. Aku akan mulai mencoba membujuk bang Krisna. Itu jalan agar kita bisa
bersama terus kapanpun kita mau.”
Percakapan itu
membuat mereka siap kembali. Maya memutar tubuhnya dan mengambil batang penis
Adi untuk dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia ingin sperma yang berikutnya keluar
dalam mulut dan meluncur ke dalam tenggorokannya.
Adi menatap vagina
basah Maya yang berada tepat di atas wajahnya. Dia tak tahu bagaimana rasanya
menghisap spermnya sendiri dari vagina kakak iparnya. Dia tak punya banyak
pilihan begitu Maya merendahkan vaginanya kea rah mulut Adi. Adi mendapati
kalau ternyata rasanya taklah seburuk bayangannya, Segera saj klimaks
berikutnya mereka dapatkan dengan masing-masing permainan mulutnya. Maya
menelan seluruh sperma yang diberikan batang penis Adi dan Adipun setiap tetes
madu cinta dari vagina Maya. Keduanya saling membersihkan kemaluannya
masing-masing dengan menggunakan mulut sebelum kemudia memulai sebuah babak
baru lagi.
Sang mentari sudah
hampir terbit saat Maya melangkah menuju ke kamar tidurnya kembali. Krisna
sudah menantinya dengan batang penis yang sudah sangatlah keras, segera
dibaringkannya Maya ke atas ranjang dan menghujamkan batang penisnya ke dalam
vaginanya yang sudah basah kuyup oleh begitu banyaknya sperma adiknya yang
tertuang di dalamnya di sepanjang malam tadi. Saat Krisna menyetubuhinya dengan
sangat bergairah, Maya menceritakan secara detail apa yang telah terjadi dalam
kamar Adi di lantai bawah tadi. Dan hal tersebut sungguh membuat birahi Krisna
meroket hingga sudah tak mampu lagi ditahannya spermanya menyembur keluar
membasahi vagina isterinya yang sudah teramat sangat basah itu. Maya tak meraih
klimaksnya sendiri kali ini setelah begitu banyak puncak kenikmatan diraihnya
sebelumnya bersama Adi, tapi dia merasa sangat bahagia dan damai berada dalam
pelukan suaminya tercinta saat ini. Dia merasa akan mendapatkan momen terindah
dalam kehidupannya jika kedua lelaki ini bisa didapatkannya di saat yang
bersamaan.
Kedua lelaki ini bangun kesiangan keesokan harinya dan
dengan bergegas mencoba untuk mengejar waktu agar tidak telambat ke sekolah
maupun berangkat kerja. Sedangkan sabg wanita yang sudah terkuras seluruh
energi yang tersimapan dalam tubuhnya karena permainan birahi sepanjang malam
tadi tetap tak beranjak dari nikmatnya dekapan ranjang.
Saat keduanya saling
bertemu di dapur adalah momen yang paling membuat mereka jengah dan kikuk. Adi
merasa bersalah telah meniduri isteri abangnya tapi Krisna mengatakan padanya
kalau Maya sudah menceritakan semuanya pada dia. “Rileks dik, Maya sudah
menceritakan semuanya pada abang. Kelihatannya dia menginginkan kita berdua,
dia wanita yang hebat dan sepertinya membutuhkan kita berdua untuk membuatnya
tetap bahagia. Setidaknya sampai kamu lululs sekolah. ” Keduanya meninggalkan
rumah dengan sura tawa bahagia mengiringi, tapi tak bisa disangkal lagi
keduanya sudah tak sabar untuk menanti hari berganti malam agar mereka bisa
bersama dengan Maya kembali.
Waktu sudah menjelang
saat makan siang ketika pintu kamar Maya terbuka. Sura pintu itu membangunkan
Maya dari lelap tidurnya dan dia bangkit duduk di atas ranjangnya. Dia masih
dalam keadaan telanjang bulat karena kejadian malam tadi. Ternyata yang dating
Sukri untuk mengecek keadaannya. Dia menatap isteri majikannya tersebut yang
duduk dia tas ranjang dalam keadaan selimut yang menutupi bagian pinggangnya ke
bawah. Payudara indahnya terpampang indah di depan mata Sukri dan Maya tak
berusaha sedikitpun untuk menutupinya dari pandangan Sukri. “Saya pikir mungkin
harus melihat keadaan anda. Sekarang sudah hamper tengah hari dan anda belum
keluar dari dalam kamar sekalipun. Apa anda baik-baik saja?”
Maya memberi tanda
padanya agar mendekat ke ranjang. Begitu Sukri sudah berada dekat dengannya,
Maya menyibakkan selimut yang menutupi sisa bagian bawah tubuhnya hingga
sekarang tubuh molek itu terpampang seutuhnya tanpa selembar kainpun
menutupinya. “Buka seluruh pakaianmu dan naiklah ke sini bersamaku.” Tak perlu
disuruh dua kali, Sukri bergegas melucuti seluruh pakaiannya dan bergabung
dengan nyonya majikannya ke atas ranjang.
“Sepertinya anda
sangat sibuk tadi malam.”
“Memang malam yang
sangat sibuk tapi aku masih punya cukup untuk kamu. Kemarilah dan biarkan aku
merasakan lagi batang penismu yang besar itu di dalam vaginaku.”
Sukri tak bisa
menunggu untuk segera menyetubuhinya kembali. Seperti suami dan adik iparnya,
dia ingin merasakan batang penisnya dalam remasan kehangatan dinding vagina
Maya yang rapat. Sama sekali tak ada keraguan pada keduanya, Sukri ingin
menyetubuhinya dan Maya ingin segera disetubuhi olehnya juga. Sukri benar-benar
menikmati dan memanfaatkan setiap detik dari waktu yang dia punya saat ini
untuk memberikan Maya hadiah klimaks yang berkesinambungan berulang kali
sebelum akhirnya dia tumpahkan sperma tuanya ke dalam vagina muda Maya. Maya
teringat kemarin malam saat dia ingin malam itu tidak sedang dalam periode
mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar sperma Adi dapat memasuki rahimnya
hingga membuatnya hamil, namun sekarang dia merasa bersyukur karena dia dalam
periodenya atau kalau tidak dia pasti akan sangat kesulitan mencari alasan
kenapa dia melahirkan bayi yang tak mirip sama sekali dengan wajah suaminya
tapi malahan wajah Sukri.
Mereka berdua hanya
rebah di atas ranjang setelah menuntaskan babaak-babak persetubuhan di awal
hari itu hingga siang hari berlalu, lalu keduanya bangkit untuk mandi dan
membersihkan diri. Keduanya berjalan menuju ke kolam renang dan berenang bersama
sampai tiba waktunya menjelang Krisna dan Adi pulang. Maya sadar dia bisa
mengatur untuk mendapatkan suami dan adik iparnya bersamaan tapi sangat tidak
mungkin mereka setuju jika Sukri ikut bergabung bersama mereka juga. Sukri
faham kalu dia harus tetap menjaga rahasia ini atau mereka akan berada dalam
masalah besar. Dia sudah merasa puas bisa menikmati kemolekan tubuh Maya saat
siang harinya dan jika malam tiba adalah waktu untuk majikan serta adik
iparnya.
Malam itu Maya, Adi,
dan suaminya melakukan threesome yang pertama kalinya dalam kehidupan mereka.
Pada awalnya semuanya terasa canggung bagi mereka tapi Maya berhasil
mengendalikan suasana. Dia melucuti pakaiannya dan membuat kedua lelaki itu
mengikuti tindakannya. Maya membuat keduanya rebah di atas ranjang,
masing-masing di kedua sisinya. Saat dia merebahkan tubuh telanjangnya diantara
dua kakak beradik itu, tangannya meraih masing-masing batang penisnya. Begitu
tangan halusnya mulai bergerak memanjakan batang penisnya, kedua lalaki itu
mulai merasa rileks dan larut ke dalam suasana yang berhasil dibangun Maya.
Krisna yang pertama
kali bereaksi, dia menggeser tubuhnya kea rah Maya tapi tanpa membuat batang
penisnya terlepas dari genggaman tangan isterinya, diraihnya sebelah payudara
Maya. Didekatkannya putting ranum itu pada mulutnya untuk dihisap hingga
membuatnya mengeras dan semakin memerah warnanya. Krisna melirik kea rah Adi
dan berkata, “Dia punya daging kenyal ini dua buah. Apa tak seharusnya kamu
beri perhatian pada yang satunya?”
Adi tak butuh
dorongan lagi, langsung saja dia bekerja pada payudara Maya yang satunya dan
tak lama kemudian mulutnya bergerak ke bawah menelusuri perutnya menuju pada
vagina Maya. Dia harus menepiskan tangan abangnya terlebih dulu untuk
memberikan ruang bagi lidahnya.
Begitulah malam
pertama itu berlangsung. Kedua lelaki itu menyentuh Maya seperti yang belum
pernah dia rasa sebelumnya. Keduanya membawa Maya pada titik puncak di mana tak
pernah terbayangkan dalam benak Maya sebelumnya. Maya sangat menyukai apa yang
bisa diberikan oleh kedua lelaki itu tapi saat ini terasa benar-benar dua kali
lebih nikmat. Klimaks diikuti klimaks yang berikutnya menyusul setiap kali
salah satu dari mereka menyetubuhinya tanpa memberinya waktu jeda. Ketika
mereka pada akhirnya sampai di tepi daya tahan tubuh masing-masing, ketiganya
jatuh terlelap dalam kepuasan dengan tubuh molek Maya terhimpit di antara
pelukan kedua lelaki itu.
Keesokan harinya Maya
bangun yang palin awal, dia hanya butuh waktu sekejap untuk bisa memahami
sedang berada di mana dia. Dipandanginya kedua lelaki yang terbaring
disampingnya, begitu mirip. Benaknya melayang dalam lamunan, kurang dari satu
minggu sebelumnya dia merasa ada yang salah dalam mahligai pernikahannya.
Suaminya sudah tak menginginkan bercinta dengannya lagi, tapi sekarang dia
mendapatkan semua kenikmatan seksual yang dia butuhkan dari keduanya, suaminya
dan adik iparnya. Plus semua kepuasan seksual yang didaptnya juga dari Sukri
yang kedua lelaki yang sedang terlelap disampinya itu tak mengetahuinya. Dia
membayangkan apa yang akan mungkin bisa terjadi nantinya.
Beberap bulan
berikutnya semuanya tak berubah. Adi akhirnya pindah ke dalam kamar mereka.
Setiap malamnya mereka berdua menggali semua kenikmatan seksual dari birahi
Maya ataupun salah satunya yang hanya menyaksikan. Dan setiap harinya juga
diisi dengan petualangan seksual yang lain bersama Sukri. Maya merasa bahagia
dengan semua permainan seks dengan mereka tapi ada kalanya dia harus berkata
tidak pada mereka agar bisa mengistirahatkan tubuhnya untuk beberapa hari.
Ketiganya sungguh sangat memuaskan birahinya tapi juga membuatnya kewalahan.
Maya tak pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan kenikmatan seksual yang
berlimpah lebih dari yang diimpikannya tapi wakti demi wakti semua itu didapatkannya.
Hukum alam tak bisa
dihindar, apapun juga pasti akan ada akhirnya. Adi yang pertama kali berlalu,
dia akhirnya lulus sekolah dan pergi untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Dia
masih tetap kembali ke rumah abangnya sesekali dan menghabiskan waktu bersama
mereka. Dia tetap diterima oleh abang dan kakak iparnya.
Sukri mengikuti
beberapa minggu berikutnya. Seorang temannya menawarinya sebuah pekerjaan yang
menjanjika di luar kota. Sebuah pekerjaan yang tak mungkin ditolaknya meskipun
pilihannya harus meninggalkan Maya. Minggu-minggu terakhir kebersamaan keduanya
dijadikan momen perpisahan yang tak terlupakan bagi keduanya, Maya tahu kalau
dia pasti akan merindukan lelaki paruh baya itu nantinya.
Dia dan Krisna
mencoba beberpa kali untuk mencari pengganti Sukri tapi keberuntungan masih
belum berpihak pada mereka.
Maya sedang
bermalas-malasan menikmati waktunya berbaring di tepi kolam dan menikmati
sentuhan sinar mentari dengan keadaan telanjang bulat sore itu. Sejak hanya dia
seorang yang ada di rumah itu, kegiatan berjemur telanjangnya menjadi kegiatan
yang rutin. Dia mendengar ada seseorang berteriak memanggil namanya, dia
bangkit dan meraih handuk disampingnya untuk kemudian dililitkan pada tubuh
moleknya. Dia melihat di depan gerbang ada seorang muda dengan kulit coklat tua
dan tubuh tegap sedang berdiri memandanginya. “Ada perlu apa?”
“Nama saya Jaya dan
paman Sukri yang menyuruh saya untuk datang ke sini menemui anda. Beliau bilang
kalau anda sedang membutuhkan tenaga setelah kepergiannya.” Tanpa bertanya dia
membuka pintu gerbang itu dan berjalan mendekati tempat Maya sedang duduk
dengan hanya sebuah handuk saja yang menutupi tubuhnya. Apa yang terpampang di
hadapan mMaya adalah sesosok lelaki berkulit galap berusia 20an dengan tubuh
tegap berotot dan sebuah tonjolan besar pada selangkangannya.
“Kamu punya keahlian
apa?”
“Tidak begitu banyak
untuk urusan kebun ataupun rumah tapi bisa sangat diandalkan untuk hal yang
dibilang paman Sukri bahwa anda pasti lebih membutuhkan.” Dia melepaskan
kaosnya melewati kepala dan disusul celanya juga. Mata maya segera terfokus ke
arah selangkangan anak muda dihadapannya ini, untuk memandangi dengan terpana
pada sebuah batang penis yang bahkan lebih besar dari kepunyaan pamannya. Dan
batang itu sudah berdiri tegak keras menunjuk ke arahnya.
Maya menatap wajah
Jaya lagi yang sedang mengamati lekuk tubuhnya tanpa berusaha menutup-nutupi
saat dia sedang menatap takjub pada benda diantara pahanya. Maya merenggut
lepas handuk yang melilit tubuhnya. “Kelihatannya kamu punya peralatan yang
tepat, kita lihat apa kamu tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar.”
May membentangkan kedua pahanya dan tangannya terjulur ke depan untuk menarik
tubuh lelaki muda di hadapannya itu ke arahnya. Dia membimbingnya kea rah pintu
masuk vaginanya, dan saat Jaya mulai memasukinya Maya berkata. “Perlahan saja
dan jangan tergesa. Aku belum pernah merasakan yang sebesar ini.”
Hari itu juga Jaya
resmi bekerja di rumah itu dan malam harinya dia mulai memindahkan
barang-barangya untuk menempati bekas tempat Sukri. Dia sudah sibuk dengan
pekerjaan kebunnya saat Krisna berangkat bekerja. Sepanjang hari itu dia
bekerja tanpa lelah. Dia hanya berhenti untuk mengurus Maya sebelum Krisna
pulang kembali.
Krisna memutuskan
kalau pemuda ini layak untuk bekerja menggantikan Sukri dan menetap di
tempatnya. Tapi yang Krisna tak tahu adalah kenyataan bahwa pekerjaannya yang
paling ternilai bagus bukanlah di kebun, mengurus kuda atupun lainnya melainkan
disaat setelah Krisna pergi berangkat kerja setiap paginya. Pekerjaan kebun dan
lain-lainnya hanyalah menjadi semacam biaya yang mesti dikeluarkan Jaya untuk
seorang wanita bertubuh molek dan vagina tercantik yang pernah ditemuinya. Tapi
itu membuatnya menjadi seorang lelaki muda yang paling beruntung